Rabu, Oktober 29, 2008

KH Ma`ruf Amin - Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat


LDII Harus Berani Menindak Jamaahnya yang Tidak Mau Melakukan Perubahan

Kita bisa mentolelir perbedaan, tetapi tidak bisa mentolelir penyimpangan. Penyimpangan ini harus diamputasi. Kita memberikan kesempatan kepada orang yang menyimpang itu untuk rujuk ilal haq. Kita mengeluarkan fatwa tentang sesatnya suatu kelompok jika kita telah melakukan investigasi secara mendalam terhadap kelompok itu.

LDII adalah salah satu lembaga yang fatwa terhadapnya terkait dengan Islam Jama’ah, karena ada prinsip-prinsip Islam Jama’ah yang dianggap menyimpang. Adapun fatwa MUI khusus tentang LDII tidak ada, namun jika ia menggunakan ajaran-ajaran Islam Jama’ah yang prinsip-prinsipnya menyimpang itu, maka ia terkait juga dengan fatwa tentang kesesatan Islam Jama’ah. Memang ada satu keputusan Munas MUI yang menyinggung nama. Dalam satu rekomendasi dinyatakan bahwa “Aliran sesat itu seperti Ahmadiyah, LDII.... .“ Kalimatnya berbunyi seperti itu. Kenapa LDII dijadikan bagian yang sesat? Karena LDII dianggap sebagai penjelmaan Islam Jama’ah.

Sesudah itu, LDII berusaha meninggalkan hal-hal yang menyebabkan kesesatannya itu. Mereka meminta audiensi ke MUI Pusat untuk mensosialisasikan apa yang disebutnya sebagai paradigma baru. Paradigma baru ini menegaskan bahwa LDII tidak menggunakan ajaran Islam Jama’ah sebagai satu landasan, meski dalam beberapa ajaran ada yang sama, yang berkaitan dengan amaliah, bukan i`tiqadiyah. Mereka meninggalkan ajaran Islam Jama’ah seperti menganggap najis kelompok lain. Mereka tidak lagi mencuci bekas tempat shalat orang lain, tidak mengkafirkan kelompok lain. Bahkan, mereka bersumpah di hadapan MUI Pusat bahwa itu bukanlah taqiyah. Sesudah itu mereka membuat pernyataan tertulis untuk menegaskan perubahan itu.

Dalam memandang LDII, MUI Pusat terbagi dalam dua pendapat. Pertama, kita menerima, kemudian kita lakukan penyesuaian ke daerah. Klarifikasi secara nasional diberikan, sedangkan klarifikasi di daerah diberikan secara parsial. Kedua, ada juga kelompok yang sangat mencurigai LDII, dan meminta klarifikasi dilakukan dari tingkat bawah (bottom up), baru klarifikasi nasional. Dengan demikian, ar-ruju’ ilal haq dilakukan secara qaulan wa fi`lan (dalam ucapan dan tindakan), bukan hanya statemen.

Ketika LDII dianggap melakukan ar-ruju` ilal haq, LDII dianggap sebagai entitas yang pernah melakukan penyimpangan, karena LDII dikaitkan dengan Islam Jama’ah. Dalam perjalanannya, LDII memiliki keinginan untuk kembali kepada kebenaran. Namun, ada kelompok-kelompok yang sangat keras, menentang, seolah-olah LDII tidak boleh bertaubat.

LDII sekarang dalam tahap verifikasi secara kelembagaan maupun secara grass roots. Saya melihat, secara kelembagaan mereka tidak ada masalah, dari pengurus pusat hingga pengurus daerah memiliki satu kata. Namun di tingkat bawah, kemungkinan masih ada masalah, karena masih ada generasi LDII yang berpegang pada Islam Jama’ah. Namun demikian, kondisi di bawah tidak sepenuhnya bisa kita jadikan indikasi bahwa LDII belum berubah. Kita meminta ketegasan dari pengurus LDII dalam menyikapi kadernya yang masih meneruskan ajaran Islam Jama’ah. Kelompok-kelompok yang tidak patuh harus dinyatakan bukan bagian dari LDII. Sehingga LDII tidak lagi terkontaminasi oleh kelompok-kelompok itu.
Demikian kutipan 1/3 dari buku "AFTER NEW PARADIGM - Catatan Para Ulama tentang LDII.
Anda bisa membaca catatan ulama tentang ldii di www.afternewparadigm.blogspot.com atau klik link www.afternewparadigm.blogspot.com pada tampilan dibawah blog ini

Presiden Menerima Pengurus LDII

Presiden SBY menerima pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kantor Presiden,  hari Kamis ( 28/8) sore. (foto: haryanto/presidensby.info)
Presiden SBY menerima pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kantor Presiden, hari Kamis ( 28/8) sore. (foto: haryanto/presidensby.info)
Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Kamis ( 28/8) sore menerima Ketua Umum PP Lembaga Dakwah Islam Indonesia Prof.Dr.Ir.KH. Abdullah Syam, beserta beberapa pengurus LDII lainnya, di Kantor Kepresidenan. Dalam pertemuan itu dibahas berbagai hal, termasuk kegiatan LDII baik secara makro maupun mikro.

Prasetyo Sunaryo, juru bicara LDII kepada wartawan mengatakan, "Ada tiga yang laporkan kepada Presiden, pertama sebagai lembaga dakwah pendekatan yang dilakukan LDII kepada masyarakat adalah amar m`aruf nahi munkar, artinya apa yg baik kita sampaikan dan apa yang harus kita perbaiki kita sampaikan juga. Kedua tentang harapan-harapan LDII, dan ketiga kami menjelaskan posisi LDII,” kata Parsetyo Sunaryo.

” Kami juga menyampaikan usulan agar ada komunikasi horisontal antara umat Islam, maupun dengan umat beragama lainnya. Perlu dikembangkan pula agar kerukunan keharmonisan tetap terjaga, dan itu memang sesuai dengan visi dan misi LDII. Kami juga menyampaikan kegiatan LDII yang bersifat makro dan mikro seperti dalam bidang pertanian, lingkungan hidup dan kegiatan sehari hari,” katanya.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia, awalnya bernama Yakari (Yayasan Karyawan Islam), didirikan tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya. Pada msyawarah YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti Lemkari (Lembaga Karyawan Islam). Pada tahun 1990 saat berlangsungnya Musyawarah Besar LEMKARI ke IV di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, atas saran Rudini yang saat itu manjadi mendagri, organisasi ini diubah namanya menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), dengan alasan agar namanya tak sama dengan Lembaga Karatedo Indonesia yang juga berama LEMKARI. (win)

Paradigma Baru LDII

Paradigma baru LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah upaya klarifikasi yang dilakukan oleh LDII ke seluruh umat dan berbagai pihak terutama Majelis Ulama Islam Indonesia terhadap isu-isu negatif yang dilontarkan oleh segelintir anggota masyarakat yang hanya memahami Islam dan LDII sepotong-sepotong atau belum memahami sepenuhnya tentang Islam dan LDII.

Upaya ini merupakan hasil dari masukan dari sebagian masyarakat agar LDII tidak diam saja ketika dicaci maki, dihina, dianggap sesat, dihujat tidak henti-hentinya oleh segilitar orang yang belum sepenuhnya memahami LDII maupun Islam secara keseluruhan.

Sebagian besar masyarakat tersebut memahami eksistensi LDII didalam melakukan kebajikan atau amal shaleh dengan tanpa pamrih dan terus menerus melakukakannya walaupun cacian dan hujatan tidak pernah berhenti bahkan banyak telah menelan korban jiwa. Hujatan dan Cacian ini merupakan ujian terhadap LDII tentang kesungguhan dalam menegakkan kebenaran, apakah tetap konsisten. Sama halnya ketika rasulullah melakukan dakwah Islam, dimana cacian dan hujatan tidak pernah berhenti bahkan nyawapun terancam. Sikap rasulullah adalah tetap sabar dan tetap konsisten untuk tetap amar ma’ruf dan nahi mungkar dan demikian juga LDII.

Paradigma LDII diharapkan masyarakat yang belum memahami tentang LDII dapat segera mengetahui kebenaran sesungguhnya dan menepis cacian dan hujatan yang dampaknya kalau dibiarkan akan dapat memecah-belah umat dan merugikan masyarakat Indonesia bahkan bangsa Indonesia.

(http://ldii.blogspot.com)

Sambutan Presiden SBY

Sebelum memulai sambutannya beliau dg nada santai mengatakan bhw
Soal rokok saya ikut LDII alias tidak merokok….. hadirin pd ketawa he he…

“Assalamua’alaikum wr wb
Pak Abdullah sayaam dan kawan-kawan LDII yang saya mulyakan, setelah kita merancang silaturrohim ini beberapa kali akhirnya hari ini bisa saya ucpkan terima kasih bisa bertemu saya atas nama negara dan pemerintah dan pribadi menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas pengabdian LDII selama ini sejak berdirinya thn 1972 harapan saya peran LDII terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

Kami ingin partnership bukan hanya di bidang dakwah tapi juga bidang lain-lain hingga dapat terwujudnya kesejahteraan bagi bangsa dan bagi ummat.

Saya mendorong kegiatan dakwah untuk menyelamatkan ummat dari globalisasi dengan mewujudkan kehidupan yang islami dan religius.

sebagai lembaga dakwah betul-betul harus bisa nengajarkan yang sebenar-benarnya yang bersumber dari qur’an dan hadits. Manakala ada yang keliru maka segera diluruskan dengan penuh tanggungjawab dan baik (maksudnya tidak anarkis). Disitulah keagungan islam.

Bulan Maret yang lalu pertemuan puncak Islam (bersama menag) di Sinegal. Diadopsi piagam OKI sebagai implementasi piagam mekah kita dianjurkan mengamalkan islam yang agung yang penuh dengan kasih sayang, civilized harmoni dan toleran.

Negara-negara OKI merekomendasikan untuk terus melanjutkan agenda-agenda memperluas partisipasi politik, hak2 asasi, dan perangi korupsi. Piagam mekah dan piagam OKI relevan dengan apa yang kita jalankan selama ini.

Saya ajak LDII mari kita membagun negeri ini dengan tegar, sabar, tawakkal

Saya mendukung apa yang disampaikan oleh LDII. Terus dilanjutkan. Itu adalah agenda yang sangat mulia kalau dilakukan luar biasa pahalanya.

Appresiasi LDII kepada pemerintah, itu sudah tugas pemerintah dan terus kita lanjutkan.

Saya ingin menyampaikan juga bahwa banyak pemimpin dunia apakah dari Islam atau non muslim sangat berharap peran indonesia dalam tata kehidupan dunia yang tenang. Indonesia dikenal sebagai negara yang berpenduduk muslim moderat dengan memiliki soft power dan tidak perlu harus berperang dalam menyelesaikan suatu masalah. Kita menyelesaikan aceh, poso dengan cara elegant dan bermartabat.

Dunia jadi nyaman dengan peran kita maka mari LDII ikut berperan.

Forum ekonomi Islam sedunia yang diselenggarakan setiap tahun ketuanya Tun Musa Hitam memberi kesempatan kepada Indonesia sebagai tuan rumah dalam world forum dan saya minta LDII diundang.(Presiden langsung memerintahkan kepada menteri agama)

Menggalang solidaritas muslim sedunia.

Islam, PS, NKRI, religius

Rajutlah kemitraan dan kerjasaama antara LDII dan pemerintah.

Dulu orang bilang LDII ini eksklussif ternyata tidak, Pak harto besar kontribusinya membangun LDII

Apakah 2009 masih maju?
saya pernah ditanya ramadhan tahun lalu jawaban saya, saya akan lihat nanti pada saatnya setelah pemilu legislatif. Mana yang membawa kebaikan? Kalau membawa kebaikan saya akan maju. Dan kalau rakyat masih menghendaki, bismillah saya akan maju lagi.

Setelah saya renungkan bahwa setiap pemimpin harus sanggup menghadapi segala hujatan. Maka dengan harapan membawa kebaikan saya siap maju.

Saya memghormati Bung Karno dan pak harto. Karena ternyata membangun Indonesia tidak ringan.”

Demikian pesan yang bisa kami rangkum.

Sumber : http://www.ldii.or.id/content/view/72/1/lang,id/